KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 - 2.1.a.8

KONEKSI ANTAR MATERI  MODUL 2.1 - 2.1.a.8
PIETERSON HAREFA, S.Pd
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 6 TAHUN 2022


Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pembelajaran yang dapat memberikan pemenuhan kebutuhan murid. Dalam hal ini, seorang guru harus memberi respon pada kebutuhan murid dengan memfasilitasi murid dengan memahami bahwa kebutuhan setiap murid berbeda sesuai karakter dan keunikan mereka sendiri. 

Dalam pembelajaran berdiferensiasi diharapkan murid belajar sesuai dengan kemampuan dan minat yang ia miliki sehingga potensi terbaiknya dalam berkembang lebih baik.  Dasar dari pembelajaran berdieferensiasi yaitu telah terpenuhinya hasil identifikasi atau diagnose kebutuhan murid dari segi kesiapan belajarnya, minat, dan profil belajar murid.

PEMENUHAN KEBUTUHAN MURID SEBAGAI LANGKAH AWAL PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar murid, maka guru dapat melakukan pemetaan kebutuhan murid berdasarkan tiga aspek yaitu :

Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan,  namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat  menguasai  materi  atau  keterampilan  baru  tersebut.

Minat Murid

Minat  merupakan  suatu  keadaan  mental  yang  menghasilkan  respons  terarah  kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.

Profil Belajar Murid

Profil  Belajar  mengacu  pada  cara-cara  bagaimana  kita  sebagai  individu  paling  baik belajar. Tujuan dari memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah  untuk  memberikan  kesempatan  kepada  murid  untuk  belajar  secara  alami  dan efisien.



Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, barulah kita dapat menentukan strategi diferensiasi yang ingin kita lakukan. Seorang guru dapat menerapkan 3 strategi diferensiasi pembelajaran yaitu :

1.     Diferensiasi Konten

Konten terkait denga napa yang diajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan tingkat kesiapan, minat, atau profil belajar murid ataupun kombinasi dari ketiganya.

Dalam memenuhi kesiapan belajar murid, maka seorang guru perlu memahami dan menentukan jenis informasi yang disiapkan, kepada siapa yang diberikan bahan belajar apakah itu bersifat mendasar atau transformatif, konkret atau abstrak, sederhana atau kompleks, terstruktur atau terbuka, tergantung atau mandiri, dan lamat atau cepat. Seorang guru dalam memenuhi minat juga perlu menyediakan bahan belajar yang disukai murid. Dan dalam memenuhi profil belajarnya, maka guru juga perlu memastikan murid dapat mengakses materi ajar tersebut sesuai dengan gaya belajarnya, misalnya visual atau auditory, atau kinestetik.

2.     Diferensiasi Proses

Proses yaitu bagaimana murid akan memahami atau memaknai materi atau informasi yang dipelajari. Yang perlu diperhatikan setelah memetakan kebutuhan belajar murid adalah : bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut, caranya seperti apa, proses seperti apa, mandiri atau berkelompok, jumlah bantuan yang diberikan, dan siapa saja yang banyak memerlukan bantuan. Dalam diferensiasi proses, guru perlu membuat kegiatan berjenjang yang sebelumnya telah diawali oleh pertanyaan pemandu atau tantangan, lalu membuat agenda individual baik berupa daftar pekerjaan umum dan individual murid, kemudian memperhatikan variasi waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, dan menggunakan pengelempokkan yang fleksibel (sesuai kemampuan minat dan bakat)

3.       Diferensiasi Produk

Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya. Produk dapat diwujudkan berdasarkan tagihan seperti apa yang diharapkan. Tagihan tersebut haruslah mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.


KONEKSI ANTAR MATERI

Menurut Ki Hadjar Dewantara (KHD), Pendidikan adalah menuntut segala kekuasaan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Oleh karena itulah, seorang guru perlu menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang sesuai bagi murid sehingga dapat berkembang secara maksimal sesuai dengan kodrat murid.

Seorang guru juga perlu memiliki nilai dan peran. Nilai-nilai itu antara lain mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan berpihak pada murid. Sesuai dengan nilai-nilai tersebut, maka seorang guru haruslah mampu menemukan kebutuhan murid yang sesuai dan bagaimana proses pembelajarannya dapat disukai atau diminati murid. Dalam ranah Peran, seorang guru perlu mengajarkan dn mewujudkan kepemimpinan murid, memberi motivasi, dan mendidik karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila.

Sebagai penuntun dalam agen perubahan yang positif, seorang guru perlu memilki sebuah visi yang harus ia capai. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk menggunakan pendekatan BAGJA agar visinya dapat terakomodir dan terwujud. Buat pertanyaan terkait pemetaan kebutuhan belajar murid, Ambil pelajaran dari apa yang selama ini telah dilaksanakan, Gali mimpi terkait apa yang seharusnya dipenuhi dan terwujud, Jabarkan strategi yang tepat dalam pembelajaran dengan mengimpelentasikan pembelajaran berdiferensiasi, dan Atur Eksekusi melalui asesmen pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid.

Beberapa tahap telah dilalui, maka selanjutnya yaitu bagaimana menciptakan suatu budaya positif bagi murid untuk dapat menciptakan rasa aman, nyaman, dan mampu mengendalika diri terhadap sesuatu masalah sekalipun. Mengambil posisi kontrol sebagai manager, menerapkan tahapan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah murid sehingga murid akan merasa dihargai, terbebas dari rasa bersalah dan mampu memberi solusi sendiri bagi dirinya sehingga ia dapat kembali bangkit dan bergabung dengan kelompoknya setelah mampu menyelesaikan sendiri masalah yang telah ia lakukan. Dengan Budaya positif yang sudah tercipta, maka akan dengan mudah tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan lebih berpihak pada murid, sehinggaa pembelajaran berdiferensiasi dapat diwujudnyatakan dalam proses pembelajaran.


SALAM GURU PENGGERAK.

Komentar